Selasa, 16 Juni 2020

JADI SURGA IKAN, SUMENEP TAWARKAN WISATA MANCING



VIVA – Kaya akan potensi ikan laut, komunitas Kanca Angler Sumenep dalam waktu dekat ini akan me-launching trip wisata memancing di Sumenep, Madura. Hal tersebut didasari atas kondisi maritim di Kabupaten Sumenep yang masih alami, sehingga ekosistem terumbu karangnya menjadi populasi ragam ikan.

Kabupaten Sumenep menjadi surga beragam ikan, di mana luas lautan Kabupaten Sumenep yang potensial dengan keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanannya seluas lebih dari 50 ribu kilometer (km) persegi.

Ketua Komunitas Kanca Angler Sumenep, Yan Faisal mengungkapkan bahwa pihaknya merasa antusias atas potensi kemaritiman Kabupaten Sumenep. Menurutnya, Kanca Angler Sumenep wajib berperan serta dalam memajukan dunia pariwisata, yang salah satunya adalah wisata memancing.

“Sumenep sangat kaya akan keanekaragaman ikannya, sehingga kami berkomitmen untuk mengembangkan destinasi wisata memancing dengan menyuguhkan beberapa spot pancing di perairan Sumenep,“ kata Yan.

Dia menuturkan bahwa memancing selama ini dijadikan hobi bagi masyarakat. Namun menurutnya, memancing akan menjadi lebih dari sekadar hobi, yakni peran serta untuk menjaga dan melestarikan ekosistem terumbu karang dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga para pemancing juga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya illegal fishing yang kerap merusak terumbu karang di Indonesia.

“Memancing merupakan hobi, tapi nantinya bukan hanya sekadar hobi, melainkan akan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang dari pelaku illegal fishing karena lingkungan bawah laut yang sehat, maka kekayaan ikan Indonesia akan melimpah,“ tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengaku, sangat mengapresiasi tujuan Komunitas Kanca Angler Sumenep. Menurutnya, selain mengajak dan mengedukasi masyarakat dan para nelayan, juga turut serta menjaga dan melestarikan lingkungan laut dan jenis destinasi pariwisata di Sumenep akan bertambah, yaitu wisata memancing.

“Apresiasi setinggi-tingginya kami berikan kepada teman-teman Komunitas Kanca Angler Sumenep karena menjaga lingkungan laut Sumenep merupakan tanggung jawab kita bersama, sehingga kondisi laut kita menjadi lokasi yang ideal untuk perkembangbiakan ragam ikan,“ ucap Achmad.

Selain itu, destinasi wisata memancing ini merupakan daya tarik baru bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Sumenep. Dengan begitu, selain menyadarkan masyarakat untuk peduli kepada lingkungan laut Sumenep, program Komunitas Kanca Angler Sumenep diharapkan juga menambah jumlah kunjungan wisatawan, yakni wisatawan pemancing yang ingin merasakan sensasi memancing di Sumenep.

POTENSI HASIL LAUT DILIRIK PENGUSAHA TIONGKOK



SUMENEP – Kabupaten Sumenep tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan budaya. Potensi hasil laut di kabupaten ujung timur Madura itu juga sangat besar. Bahkan, kini mulai dilirik pengusaha Tiongkok.

Camat Sapeken Moh. Zaini mengatakan, mayoritas mata pencaharian warganya di laut. Hasil laut di Sapeken sangat bagus. Selama ini, hasil tangkapan nelayan dijual ke luar negeri, di antaranya ke Hongkong dan Tiongkok. ”Potensi ikan di sini luar biasa,” katanya Rabu (12/12).

Jarak Pulau/Kecamatan Sapeken sangat jauh dari daratan. Jika menggunakan KMP Dharma Bahari Sumekar III ditempuh sekitar 13 jam. Sementara pusat ikan berada di Desa Sapeken, Paliat, Pagerungan Kecil, dan Desa Sasiil.

Besarnya potensi ikan di Sapeken juga menarik pemodal untuk membuka usaha di sana. ”Ada warga Cina yang sudah ada di Pulau Sapeken. Tujuannya, bekerja sama dengan pengusaha ikan di Sapeken ini,” jelas Moh. Zaini.

Menurut dia, hasil tangkapan nelayan yang menjadi primadona adalah kerang-kerangan, kepiting, ikan kerapu, dan lainnya. Harganya juga sangat mahal, yakni hingga ratusan ribu per kilogram. ”Saya berharap pemasaran ikan ini terus dimaksimalkan,” tutur Moh. Zaini.

Namun, saat ditanya upaya pemerintah memaksimalkan potensi tersebut, Zaini tidak bersedia memberikan keterangan. Dia mengaku masih ada kerjaan. ”Saya masih rapat di Surabaya,” jawabnya kepada Jawa Pos Radar Madura.

Hasil tangkapan nelayan tidak hanya dipasarkan ke luar negeri. Syamsul Ma’arif, warga Dusun Cemara, Desa Sepanjang, Kecamatan Sapeken, mengaku tangkapan ikannya dikirim ke Bali. ”Biasanya rata-rata ikan kerapu. Itu dikirim ke Sapeken dulu, lalu ke Bali,” jelasnya.

Kepala Seksi (Kasi) Sarana dan Prasarana Tangkap Ikan Dinas Perikanan Sumenep Agus Indro Wiyono membenarkan potensi perikanan di Pulau Sapeken sangat potensial. Ada beberapa jenis ikan yang menjadi favorit. Di antaranya, ikan layang, kerapu, cakalan, tongkol, tengiri, ketambak, dan cumi-cumi.

”Kerapu itu ada macamnya. Ada kerapu sunu dan pepek yang harganya mencapai Rp 450 ribu per kilogram,” kata Indro kemarin. Bahkan, pada Hari Imlek atau tahun baru, harganya bisa naik lebih satu juta.

Indro mengaku sudah melakukan pembinaan kepada nelayan di kepulauan. Para nelayan diminta tidak menggunakan alat tangkap yang dilarang. ”Pembinaan sudah kami lakukan. Alat tangkap yang digunakan harus ramah lingkungan,” katanya. (c2)

(mr/han/bas/JPR)

MENGGALI POTENSI LAUT DI KABUPATEN SUMENEP



Pentingnya  kita menggali potensi yang ada pada sistem eksplorasi di Kabupaten Sumenep berupa sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan. Klasifikasi potensi tersebut pada umumnya dibedakan menjadi sumber daya terbaharukan (renewable resources), seperti sumber daya perikanan (perikanan tangkap danbudidaya), mangrove, terumbu karang, padang lamun, energi gelombang, pasangsurut, angindanOTEC(OceanThermalEnergy Conversion); dan sumber daya tidak terbaharukan (non-renewableresources), seperti sumber daya minyak dan gas bumi dan berbagai jenis mineral.

Selain dua jenis sumber daya tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa lingkungan kelautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan kelautan seperti pariwisata bahari, industry maritim, jasa angkutan, dan sebagainya

Luas perairan laut Kabupaten Sumenep ± 50.000 km2, dengan estimasi produksi potensi sumberdaya ikan diperairan laut Kabupaten Sumenep mampu menghasilkan per tahun sebesar 50.000 km2 x 4,58 ton = 229.000 ton/tahun. Sedangkan menurut estimasi potensi sumber lestari dihitung 60% dari jumlah potensi yang ada atau 60% x 229.000 ton = 137.400 ton per tahun.

Disamping potensi tersebut diatas Kabupaten Sumenep memiliki Potensi Budidaya Tambak, potensi budidaya rumput laut, budidaya Kerang Mutiara, budidaya ikan karang (kerapu), budidaya ikan air tawar serta potensi Wisata Bahari dan Kabupaten Sumenep yang terletak pada koordinat antara 113O 32’ 54” sampai 116O 16’ 48” Bujur Timur dan 4O 55’ sampai 7O24’ Lintang Selatan, memiliki 126 buah pulau besar dan kecil baik yang berpenghuni maupun belum.

Jumlah kecamatan pesisir yang dimiliki oleh Kabupaten Sumenep sebanyak 20 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumenep. Adapun potensi kelautan dan perikanan yang ada di Kabupaten Sumenep dapat dijabarkan sebagai berikut :

a.Potensi Area Budidaya
-Budidaya laut : 287.324,75 Ha
-Budidaya payau : 4.315,00 Ha
-Budidaya tawar : 24,50 Ha

b.Potensi Ekosistem Perikanan
-Luas Mangrove : 11.844,80 Ha
-Luas Padang Lamun : 803,27 Ha
-Luas Terumbu Karang : 23.297,59 Ha

Dengan melihat potensi tersebut diatas peluang pengembangan usaha kelautan dan perikanan di Kabupaten Sumenep memiliki prospek yang baik. Potensi ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanan yang berada dibawah lingkup Dinas keluatan dan Perikanan Kabupaten Sumenep dapat didorong untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten sumenep. Sampai saat ini produksi kelautan dan perikanan Kabupaten Sumenep masih sebagai pemasok terbesar di Provinsi Jawa Timur khususnya produk rumput laut dan produk hasil tangkap.

SUMENEP MEMILIKI POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN SANGAT BAGUS



News Room, Kamis ( 07/03 ) Potensi Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Sumenep, rupanya menarik minat anggota DPRD Kabupaten Trenggalek untuk mengetahui dari dekat potensi tersebut. Terbukti, pimpinan dan anggota Komis II DPRD Trenggalek melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumenep. 


Wakil Bupati Sumenep, Ir. H. Soengkono Sidik, S.Sos, M.Si ketika menyambut kunjungan kerja anggota DPRD Trenggalek di Ruang Rapat Arya Wiraraja Kantor Bupati Sumenep, Kamis (07/03) menjelaskan, budidaya kelauatan dan perikanan di Sumenep memang cukup bagus, dengan potensi laut yang cukup luas. Hasil rumput laut di Sumenep memiliki kualitas bagus dan hasilnya sangat memuaskan.


Meskipun diakui, potensi budidaya kelautan dan perikanan di Sumenep belum tergarap dengan maksimal, dan masih perlu terus dikembangkan hingga ke seluruh wilayah pesisir di Sumenep. “Kedepan, Sumenep akan terus berupaya meningkatkan potensi yang dimiliki tersebut, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,”ujarnya. Bahkan, dalam rangka upaya peningkatan potensi kelautan dan perikanan di Sumenep, saat ini sudah ada 30 putra-putri dari kepulauan di Kabupaten Sumenep yang sudah lulus dari sekolah Akademi Perikanan di Sidoarjo. 


Mereka saat ini diharapkan sudah dapat terjun di masyarakat untuk memaksimalkan potensi yang sudah ada. Dan hanya tinggal menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Salah satunya dengan pengolahan rumput laut, membuat manisan dari rumput laut dan lainnya, sehingga ketika musim angin masyarakat nelayan masih bisa bekerja dirumah. Sementara Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Drs. Hadi Soetarto, M.Si yang mendampingi Wakil Bupati Sumenep juga menambahkan, potensi kelautan dan perikanan di Sumenep memang bagus, seperti halnya budidaya rumput laut dan budidaya ikan kerapu yang saat ini menjadi usaha yang bagus oleh para nelayan. 


Bahkan Kabupaten Sumenep memiliki wilayah Minapolitasn dengan komoditas unggulan rumput laut di Kecamatan Saronggi dan Hitterlan di Kecamatan Bluto, Giligenting, Talango, Sapeken, Kangayan, Arjasa, Batuputih, dan Kecamatan Batuan. Dengan luas kawasan 243.254 hektar, serta produksi 549.717,56 ton basah, dan 91.619,59 ton kering. “Dengan kebijakan Kabupaten Sumenep tersebut untuk menunjang peningkatan perekonomian masyarakat, dengan memaksimalkan program-program kelautan dan perikanan, serta pelatihan, pemberian bantuan dan pendampingan terhadap para nelayan,”tambahnya. ( Ren, Esha )

PROGRAM SEKAYA MARITIM, HARAP MAJUKAN USAHA PERIKANAN



News Room, Jumat ( 23/10 ) Program Pembangunan Seribu Kampung Nelayan yang Mandiri, Tangguh, Indah dan Maju (Sekaya Maritim) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), khususnya Desa di Kecamatan Pasongsongan, yakni Desa Panaongan dan Desa Pasongsongan, sangat tepat, sehingga masyarakat setempat bisa lebih mandiri sesuai harapan dari program tersebut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep, Ir. Moh. Jakfar, MM kepada News Room, Jumat (23/10) mengungkapkan, 2 Desa di Kecamatan Pasongsongan sangat tepat menjadi sasaran program Sekaya Maritim, sehingga masyarakat di sana diharapkan bisa memajukan usaha di bidang perikanan, terutama usaha perikanan tangkap.

“Sebab, Program Sekaya Maritim merupakan program penanggulangan kemiskinan bagi nelayan skala kecil yang bertujuan untuk meningkatkan akses ketersediaan pelayanan dasar,”jelasnya.

Dikatakan, melalui program Sekara Maritim tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas hidup nelayan, dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Seperti halnya dengan peningkatan pendapatan nelayan, memajukan daerah sasaran dengan ketersediaan tenaga terampil, penyerapan tenaga kerja, dan perkembangan sarana dan prasarana.

Dijelaskan, pada tahun 2015, KKP telah memfokuskan program Sekaya Maritim di 31 lokasi sentra nelayan terpadu, dengan total 100 kampung nelayan yang tersebar di Indonesia, salah satunya di Pelabuhan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.

“Apakagi di wilayah Pelabuhan Pasongsongan merupakan kawasan mina politan (Kota Ikan), khususnya perikanan tangkap,”tambahnya. ( Ren, Esha )

KEMENKO MARITIM AWALI PANEN RAYA GARAM DI PT GARAM SUMENEP


INDUSTRY.co.id - Madura, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Agung Kuswandono bersama Direktur Produksi PT. Garam Hartono, Direktur Pengembangan Edo Hariandja dan mitra-mitra PT Garam mengawali panen raya garam di lapangan pergaraman Sumenep, Madura, Jawa Timur (20/7/2018) kemarin.


Bulan Juli hingga awal September merupakan masa-masa panen di lahan-lahan garam Indonesia yang umumnya masih tergantung cuaca. Demikian pula dengan lahan pergaraman Sumenep.

Kabupaten yang berada di ujung Madura ini telah menjadi lumbung garam Indonesia sejak zaman Belanda kini mulai beralih dari metode konvensional dengan melakukan berbagai inovasi salah satunya dengan mitra kerja PT.Anta Tirta Karisma.

Kerja sama PT.Garam dengan PT. Anta Tirta Karisma berupa pembangunan prisma, yang diujicoba pada lahan seluas 200 hektar (Ha). Ujicoba ini berlangsung hampir setahun, selama ini metode prisma ini telah terbukti efektif meminimalkan ketergantungan petani garam terhadap cuaca.

“Pada musim hujan petani beralih dari garam ke kangkung, garam yang dilepas ke pasar adalah garam yang sudah disimpan dalam gudang-gudang hasil panen garam pada musim kemarau. Pada musim kemarau petani kembali memanen garam. Siklus ini sudah berjalan bertahun-tahun. Tapi dengan inovasi dari PT.Anta Tirta Karisma (ATK), diharapkan produksi garam tetap stabil, tidak terkendala cuaca, jadi harga garam bisa lebih terkontrol," ujar Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Agung Kuswandono.

Inovasi yang dilakukan PT.Garam tidak hanya dari sistem tunnel and prism, PT.Garam  juga mengembangkan mekanisasi yakni penggunaan hand traktor yang dikembangkan mandiri oleh PT.Garam.

“Saat ini kita punya 2 purwarupa (prototype) yang akan digunakan tanggal 27 Agustus mendatang. Modelnya menyerupai traktor tangan untuk sawah, tapi bagian bawahnya menggunakan karet lembut agar tidak merusak meja garam yang sekarang dibuat dengan geo membrane. Satu meja garam nanti bisa dikerjakan oleh satu orang dengan satu traktor, jadi lebih cepat, jauh lebih cepat dan lebih produktif," Kata Direktur Produksi PT.Garam, Hartono.

Sementara itu, Direktur Pengembangan PT Garam Edo Hariandja menambahkan bahwa traktor ini merupakan pengembangan mandiri PT.Garam.


Senin, 15 Juni 2020

KABUPATEN SUMENEP JADI PENYUPLAI RUMPUT LAUT TERBESSAR DI JATIM


Sumenep – Kondisi geografis wilayah Kabupaten Sumenep Madura yang mempunyai banyak pesisir dan sejumlah pulau dengan luas laut mencapai 50 ribu kilometer persegi, dinilai mempunyai potensi maritim luar biasa.


Selain daerah ini mampu memproduksi ikan hingga 1.329 ton per tahun, Sumenep juga menjadi Kabupaten penyuplai rumput laut terbesar di Jatim.


“Di haun 2017 Sumenep mampu memproduksi rumput laut hingga 530.422 ton dengan luas lahan 287.324 hektar,” terang Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, Arif Rusdi.

Menurutnya, selama ini hasil produksi rumput laut oleh masyarakat pembudi daya umumnya tidak diolah, melainkan dijual langsung kepada pengepul, Selanjutnya oleh pengepul, rumput laut tersebut dijual ke Surabaya atau diekspor ke luar negeri.


Arif Rusdi menambahkan, ke depan Pemkab Sumenep berupaya agar rumput laut dapat diolah lagi baik dalam bentuk makanan maupun kosmetik, diantaranya melalui pelatihan guna mendambah pendapatan perkapita masayarakat, terutamaa pembudi daya.


“Ketika diolah tentu nilai akan bertambah, sehingga berdampak pada pendapatan pembudi daya,” ujarnya.


Lebih lanjut Arif Rusdi mengemukakan, tantangan budi daya dan industri rumput laut di daerahnya, yaitu faktir kemasan. Selain itu, rumput laut tergolong industri rumah tangga sehingga volume produksi terbatas dan belum menembus swalayan karena tidak ada sertifikat keamanan pangan.



“Minimnya investasi berbasis rumput laut juga menjadi kendala, sehingga Pemkab membuka ruang bagi Investor mengembangkan potensi rumput laut,” Pungkasnya. (Isk/Kta/Red/TJ/KBRN)