Senin, 06 April 2020

TRADISI PETIK LAUT DI SUMENEP

Puluhan perahu nelayan beraneka motif dan warna mencolok memacu lajunya di laut Sumenep. Ribuan warga memadati pinggiran pantai siap melakoni tradisi petik laut atau lebih dikenal dengan sebutan ‘rokat tasek’.
Di antara jejeran puluhan perahu, ada sebuah kapal utama pembawa sesaji yang akan dilarung di laut lepas. Dalam ritual ini, sesaji yang berupa miniatur perahu yang diisi dengan berbagai hasil bumi dilarung ke tengah laut.
Sesaji tersebut dibawa sebuah perahu yang diiringi oleh puluhan perahu milik nelayan setempat. Seketika sesaji dihanyutkan lalu puluhan nelayan berebut terjun ke laut mengambil sesaji yang hanyut. Tujuannya, agar mereka mendapat berkah.
Ritual petik laut yang merupakan tradisi warisan nenek moyang itu biasa digelar setiap tahun oleh nelayan di Kabupaten Sumenep.
Dengan cara itulah, masyarakat khususnya nelayan, biasa mensyukuri nikmat berupa rezeki yang diberikan Tuhan dalam kurun waktu satu tahun.
Semua nelayan di ujung timur pulau Madura itu pasti mengikuti ritual petik laut. “Rokat tasek ini adalah bentuk syukur para nelayan terhadap rezeki yang melimpah dari hasil laut,” kata Bupati Sumenep, A Busyro Karim, dalam sambutannya, Kamis (22/11/2018).
Bupati mengaku, selain menyampaikan rasa syukur, ritual petik laut juga terdapat harapan warga akan jauh dari segala malapetaka. Pasalnya, mayoritas warga Sumenep bermata pencaharian sebagai nelayan.
Mereka berharap dapat dijauhkan dari musibah yang membahayakan saat melaut. Dengat begitu, upaya mereka dalam mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar